Liputan6.com, Jakarta Sejumlah langkah yang telah dilakukan Bank DKI dalam pengelolaan arsip antara lain dengan melakukan alih media dokumen fisik kedalam bentuk digital, serta menyiapkan tempat khusus untuk penyimpanan dokumen arsip.
Baca Juga
Selain itu, secara berkala Bank DKI juga melakukan sosialisasi kepada satuan kerja dalam hal pengelolaan arsip sebelum dikirim ke tempat penyimpanan akhir arsip.
Advertisement
Sekretaris Perusahaan Bank DKI Arie Rinaldi dalam kesempatan yang sama menambahkan, pentingnya pengelolaan arsip menjadi salah satu upaya Bank DKI dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG).
”Dokumen penting dalam administrasi perbankan dari berbagai satuan kerja di Bank DKI, dijaga dengan standar keamanan yang mumpuni pada gudang arsip. Sehingga apabila dibutuhkan, dokumen tersebut masih dapat diakses dengan mudah," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Lebih lanjut Arie menyampaikan, Bank DKI terus berkomitmen melakukan penyelenggaraan sesuai kaidah kearsipan dari hulu ke hilir, serta meningkatkan upaya alih media untuk arsip fisik agar mudah diakses.
”Kami juga secara berkala melakukan sosialisasi kepada satuan kerja di Bank DKI, terutama Kantor Cabang melalui program Bersinar, yakni Bersih, Indah, Nyaman, Aman dan Rapi sebagai bentuk meningkatkan pentingnya kesadaran akan arsip”.
Bank DKI pun meraih penghargaan sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan Hasil Pengawasan Kearsipan Tahun 2022 berkategori Sangat Baik.
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas penghargaan yang diterima oleh Bank DKI.
“Penghargaan ini menjadi apresiasi bagi Bank DKI dalam rangka pengelolaan arsip secara tertib, dan professional sebagai wujud penerapan tata kelola perusahaan yang baik” ujar Fidri.
Fidri menjelaskan penghargaan ini berhasil diterima Bank DKI didasari dari hasil penyelenggaraan kearsipan meliputi aspek penciptaan arsip, penggunaan arsip, pemeliharaan arsip, penyusutan arsip, SDM kearsipan dan Sarana Prasarana Kearsipan sehingga menempatkan kategori Sangat Baik kepada Bank DKI. Penilaian tersebut dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) selaku Lembaga Kearsipan Daerah
Hadapi 2023, Bank DKI Siapkan Transformasi IT hingga SDM
Dalam menghadapi tahun 2023, Bank DKI telah menyiapkan strategi transformasi di beberapa lini, yakni transformasi bisnis, transformasi IT, dan transformasi sumber daya manusia.
Direktur Ritel & Syariah Bank DKI, Babay Parid Wazdi mengatakan, hal ini dilakukan dalam menjaga pertumbuhan bisnis Bank DKI.
"Kita melakukan transformasi digital landing, sekarang menyalurkan kredit multiguna dan kredit micro bisa di lakukan secara online. Di bidang SDM kita bahkan membentuk learning center untuk menggodok SDM Bank DKI. Bahkan kita ingin SDM kita menjadi resources untuk DKI dan nasional," kata Babay Parid dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Babay Parid menjelaskan, seiring dengan adaptasi yang terjadi selama pandemi Covid-19, Bank DKI tetap mampu menorehkan kinerja melalui perbandingan dengan BPD lain didasari pada tujuh indikator rasio keuangan yakni CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return On Assets), ROE (Return on Equity), LDR (Loan Deposits Ratio), BOPO (Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional), Net Interest Margin (NIM) serta Giro Wajib Minimum (GWM).
“Melalui kecukupan modal tersebut, Bank DKI dapat menyalurkan kredit namun dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian," ujar Babay.
Senada dengan Babay Parid, Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi turut menyampaikan, sampai dengan kuartal III-2022, Bank DKI membukukan pertumbuhan Laba bersih sebesar 28,83 persen (YoY), dari semula sebesar Rp564 miliar pada September 2021, menjadi sebesar Rp726 miliar pada September 2022.
Selain itu, Bank DKI juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 26,82 persen (YoY), dari sebelumnya Rp36,9 triliun di September 2021 menjadi Rp46,7 triliun pada September 2022.
Advertisement
Pertumbuhan Kredit
Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan perbaikan kualitas aset yang ditandai dengan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross dari semula 2,93 persen pada September 2021, menjadi 1,81 persen pada September 2022 dengan Loan at Risk (LAR) 13,68 persen yang sebelumnya 17,32 persen di periode sama tahun lalu.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), Arie menyampaikan bahwa Bank DKI tetap mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 29,51%, dari semula sebesar Rp47,1 triliun pada September 2021, menjadi sebesar Rp60,9 triliun pada September 2022.
Berbagai pencapaian kinerja tersebut mendorong peningkatan total aset sebesar 26,90 persen dari semula Rp59,29 triliun pada September 2021, menjadi Rp75,24 triliun pada September 2022.
Adapun penghargaan ini sekaligus menjadi semangat bagi Bank DKI untuk terus berinovasi, dan melanjutkan Transformasi yang dimulai sejak tahun 2021 dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan kepada nasabah, serta turut mampu berkontribusi dalam mendorong laju perekonomian Indonesia ditengah dan pasca pandemi Covid-19.
Lebih lanjut Arie menambahkan, kemampuan Bank DKI untuk bertahan, bahkan memberikan pertumbuhan yang positif di tengah pandemi Covid-19 menjadi indikator keberhasilan dari program Transformasi 5.0 yang telah diinisiasi Bank DKI sejak tahun 2021.